PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA GENERASI MUDA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA GENERASI MUDA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA


Disusun Oleh :
1.   Alfin Khasanah       (1604020009)
2.   Achmad Kurnia F   (1604020015)
3.   Lutfi Nur Khasanah (1604020017)
4.   Noveera Endah       (1604020025)
5.   Almas Faliq A        (1604020026)
6.   Bintang Akbar H    (1604020039)


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017/2018

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Walaupun negara Indonesia memiliki budaya,hukum, kebiasaan, bahasa, adat istiadat yang beraneka ragam namun Pancasila tetap dijadikan pedoman bangsa ini dalam melangkah. Namun, semua itu kini hanya digunakan sebagai label saja, seluruh rakyat Indonesia yang mengakui Pancasila sebagai dasar negara hedaklah mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dalam sifat, sikap, dan tindakan mereka. Pancasila tidak hanya dijadikan retorika dalam kehidupan.
Tiap isi dari butir-butir dan nilai di dalam pancasila mengandung suatu sikap dan perintah yang sangat nyata untuk kita patuhi dan kita laksanakan. Dalam setiap perkembangan zaman, dasarpancasila pasti menempati nilai dalam tataran filsafat kemudian diturunkan ke dalam hal-hal yang bersifat implementatif.
Penanaman pancasila tidaklah mudah kita praktekkan dalam kehidupan, bahkan nilai Pancasila kini semakin menjauh dari keseharian kita. Hal ini dikarenakan matinya ideologi kita. Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan 2015: 7 bahwa ideologi dianggap sudah tidak diperlukan lagi ketika masyarakat memasuki moderenisasi dan globalisasi, ideologi kembali menampakan relevasinya. Satu dan lain hal, betapapun IPTEK sudah menjadi milik dunia, adalah tidak mungkin ia mampu menyeragamkan pola pikir semua orang.
Pencerminan nilai-nilai dalam Pancasila sangat penting untuk dipegang, untuk mewujudkan suatu kehidupan manusia yang sejati di dunia. Nilai Pancasila harus bisa ditempatkan sebagaimana mestinya agar Indonesia dapat berideologikan Pancasila.
Dalam penanaman nilai Pancasila pasti menemukan suatu problem dan kita harus mencari solusinya agar negara Indonesia bisa menjadi negara yang berideologikan Pancasila.
Salah satu cara penanaman nilai- nilai Pancasila terhadap generasi muda yaitu dengan adanya kepramukaan di suatu perguruan tinggi.




B.     Rumusan Masalah
Dalam pemaparan ini ditemukan suatu permasalahan yang harus dicari penyelesainnya. Permasalahan itu antara lain:
1.      Apa itu Pancasila?
2.      Kandungan nilai apa saja yang ada di dalam Pancasila?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui peran pramuka dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.
2.      Untuk mengetahui peran generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.
3.      Untuk mengatahui faktor penghambat dan pendukung dalam penanaman nilai-nilai Pancasila  melalui kegiatan Kepramukaan.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pancasila
Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa Sansekerta Pancasila memiliki arti yaitu:
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas/dasar
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
B.     Nilai-nilai Pancasila.
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
-          Ketuhanan berasal dari kata Tuhan ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk. Yang Maha Esa/Yang Maha Tunggal, tiada sekutu; esa dalam zatnya, esa dalam sifatnya, esa dalam perbuatannya. Jadi, Ketuhanan YME mengandung pengertian dan keyakinan adanya tuhan YME, pencipta alam semesta beserta isinya.
-          Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ditegaskan meskipun bukan Negara agama, juga bukan Negara sekuler, melainkan adalah Negara beragama.Bukan Negara agama karena tidak menerapkan hokum agama tertentu sebagai hukum positif. Bukan pula Negara sekuler yang memisahkan urusan Negara dan urusan agama, sedangkan sebagai Negara beragama dimaksud bahwa NKRI perlu hokum positif yang disepakati oleh seluruh bangsa, termasuk seluruh penyalenggara Negara (MPR, DPR, pemerintah) yang agamanya beraneka ragam dan Negara wajib melindungi segenap agama yang diakui keberadaannya serta Negara tidak dibenarkan mencampuri urusan akidah agama apa pun.
• Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
-          Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi pikiran, rasa, karsa dan cipta karena potensi menduduki/memiliki martabat yang tinggi. Dengan akal budinya, manusia berkebudayaan, dengan budi nuraninya, manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma.
-          Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, tidak subjektif apalagi sewenang-wenang dan otoriter.
-          Beradab berasal dari kata adab, memiliki arti budaya yang telah berabad-abad dalam kehidupan manusia. Jadi, beradab berarti berkebudayaan yang lama berabad-abad, bertata kesopanan, berkesusilaan/bermoral, adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan Sang Pencipta.
-          Selain disebutkan di atas, NKRI merupakan Negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), Negara yang memiliki hukum yang adil dan Negara berbudaya yang beradab.
-          Negara ingin menerapkan hukum secara adil berdasarkan supremasi hukum serta ingin mengusahakan penerintah yang bersih dan berwibawa, di samping mengembangkan budaya IPTEK berdasarkan adab cipta, karsa dan rasa serta karya yang berguna bagi nusa dan bangsa, tanpa melahirkan primordial dalam budaya.
• Sila Persatuan Indonesia
-          Persatuan asal kata satu, yang berarti utuh tidak terpecah-belah, mengandung bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam dan bersifat kedaerahan menjadi satu kebulatan secara nasional. Juga persatuan segenap unsure Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam mewujudkan secara nyata bhineka tunggal ika yang meliputi wilayah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia dalam kesatuan yang utuh. Selain itu, persatuan bangsa yang bersifat nasional mendiami seluruh wilayah Indonesia, Bersatu menuju kehidupan bangsa yang berbudaya bebas dalam Negara RI yang merdeka dan berdaulat, menuju terbentuknya suatu masyarakat yang madani.
• Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam  Permusyawaratan/Perwakilan
-          Kerakyatan berasal dari kata rakyat, yang berarti sekelompok manusia yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu. Kerakyatan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, Disebut pula kedaulatan rakyat (rakyat yang berdaulat/berkuasa) atau demokrasi (rakyat yang memerintah).
-          Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau ratio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong oleh itikat baik sesuai dengan hati nurani.
-          Permusyawaratan artinya Suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan atau memutskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat/mufakat
-          Perwakilan artinya suatu sistem dalam arti tata cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan perwakilan.
-          Rakyat dalam NKRI menjalankan keputusannay dengan jalan musyawarah yang dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab dari pada pemimpin yang profesional, baik kepada tuhan YME, mau pun kepada rakyat yang diwakilinya.
• Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
-          Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat dalam segenap bidang kehidupan, baik material, maupun spiritual.
-          Seluruh rakyat Indonesia artinya setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia, baik yang berdiam di wilayah RI sebagai warga negara NKRI, maupun WNI yang berada di luar negri. Jadi, setiap bangsa Indonesia mendapat perlakuan yang adil dan seimbang dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
-          Sebagaimana mana pengertian dan penjelasan nilai-nilai norma pancasila yang diatas, Bahwasannya kita bisa mengambil kesimpulan dari itu semua untuk menerapkan dan mengajarkan serta betapa pentingnya pengajaran pancasila uintuk generasi muda khususnya serta rakyat Indonesia, disamping itu sebagai mana kita ketahui dalam peramuka diajarkan pancasila seperti dalam upacara pramuka diwajibkan untuk membaca dan diikuti oleh peserta upacara dan dari segi itulah mendidik generasi muda serta rakyat paham atas pancasila dan menimbulkan rasa serta jiwa belanegara.

C.    Karakter merupakan sifat yang kebanyakan datang dari lingkungan dimana orang itu tinggal. Bisa dari lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, dan masih banyak lainnya.
Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
a. Warisan Biologis (Keturunan)

           Gen merupakan sekumpulan informasi genetik yang didapatkan dari suatu individu. Persamaan biologis manusia, seperti panca indera, kelenjar seks, dan otak akan membantu kita menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian seseorang. Oleh karena itu, persamaan biologis manusia atau faktor keturunan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
          Akan tetapi, warisan biologis memerlukan pengajaran, pelatihan, dan pergaulan untuk mengembangkan diri melalui kehidupan dalam masyarakat. Pekembangan diri tersebut dapat melalui kehidupan dalam masyarakat sehingga perkembangan potensi warisan biologis tergantung pada pengalaman sosial seseorang.


b. Lingkungan Fisik (Geografis)

             Kondisi geografis meliputi iklim, topografi, dan sumber daya alam pada suatu daerah berbeda-beda. Adanya hal tersebut membuat sesorang akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses penyesuaian diri pada lingkungan alam mampu mengubah pola perilaku masyarakat secara keseluruhan.
             Kehidupan seorang nelayan yang hidup di sekitar pantai, logat bicaranya akan lebih keras dibandingkan dengan logat bicara petani di pegunungan tinggi. Hal ini dikarena nelayan harus menyamai suara debur ombak untuk dapat berkomunikasi sehingga suasana tersebut terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan tersebutpun akhirnya membuat karakter seseorang terbentuk dari lingkungan alam.
               Lingkungan fisik yang keras akan membentuk kepribadian yang kuat, karena seseorang memperjuangkan lingkungan alam yang keras untuk mempertahankan hidupnya. Upaya penyesuaian diri dengan lingkungan fisik berdampak pada kepribadian seseorang.

c. Kebudayaan

          Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta. Bahkan tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh makhluk manusia dalam gennya bersamanya (seperti makan, minum, atau berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.
              Unsur-unsur yang terkandung dalam kebudayaan adalah kepercayaan, mata pencaharian, kesenian, adat istiadat. Misalnya, budaya bahari adalah keseluruhan gagasan, aktivitas, dan hasil aktivitas dari masyarakat yang hidupnya tergantung dari sumber daya kelautan.
            Kebudayaan mempunyai peran dalam membentuk kepribadian seseorang dan masyarakat. kebudayaan menyediakan seperangkat pengaruh umum yang berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Contoh, upacara Abdau di masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, Upacara tradisi Abdau, yaitu berebut bendera yang menjadi lambang pengabdian generasi muda kepada Tuhan untuk siap melaksanakan perintah-Nya.

d. Pengalaman Kelompok

             Suatu kelompok mempunyai ciri khas masing-masing. Ciri khas tersebut bisa berupa budaya dan pasti memiliki norma, nilai, dan aturan sendiri. Di mana hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Individu, baik dalam kelompok bermain maupun kelompok kerja akan dihadapkan pada pilihan-pilihan model perilaku. Kemampuan individu dalam menyeleksi model-model perilaku yang terdapat di lingkungan menjadikan ia diterima, dicela, didukung, maupun diakui oleh kelompok lain.

e. Pengalaman Unik

             Setiap manusia mempunyai pengalaman yang tidak sama. Pengalaman unik, menurut Paul B. Horton mempunyai pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama satu sama lainnya, juga tidak seorang pun mempunyai latar belakang pengalaman yang sama. Bagaimana seseorang mengelola pengalamannya, menjadikannya memiliki kepribadian yang tangguh atau lemah.

D.    Peranan Pramuka dalam Menumbuhkan Jiwa Belanegara
              Revitalisasi kesadaran belanegara melalui gerakan pramuka di kehidupan pada era globalisasi dimana setiap peristiwa disuatu negara menjadi perhatian dan konsumsi internasional yang telah meresap dalam kehidupan masyarakat, demikian halnya dengan Indonesia yang tidak luput dari pantauan dunia internasional.
             Untuk menjaga tetap tegaknya NKRI pada era globalisasi sekarang ini, kesadaraan akan belanegara serta jiwa nasionalisme merupakan materi yang lebih tepat dibina sertadikembangkan karena merupakankunci perekat antar masyarakat, antar agama, antar budaya serta antar daerah. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan dan pengembangan kesadaran belanegara bagi setiap komponen masyarakaat salah satunya dilaksankan melalui kegiatan kepramukaan khususnya kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.
               Organisasi pramuka sebagai organisasi kepanduan oleh masyarakat internasional diterima sebagai alat yang efektif untuk membina mental/moral, budi pekerti yang berorientasi pada kepentingan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demikian pula keanggotaan pramuka tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, profesi, suku, ras, dan agama serta golongan.
              Pramuka sebagai salah satu wujud kegiatan ekstrakulikuler atau pendidikan non formal sangat berperan dalam membentuk jiwa dan karakter para generasi bangsa yang handal, berwawasan kebangsaan, penuh kreativitas, dan dedikasi untuk menyongsong hari depan yang lebih baik. Kesadaran belanegara lebih terfokus dan bersifat universal serta penerapannya lebih fleksibel sesuai kepentingan Nasional dan perkembangan zaman yang berorientasi pada kepentingan kebutuhan situasi dan kondisi perkembangan masyarakat, sehingga terwujud warga negara Indonesia yang memiliki kesadaran belanegara, berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air.
Sebagaimana telah diajarkan dalam gerakan pramuka merupakan kode etik pramuka adalah Tri Satya dan Dasa Dharma yang berbunyi sebagai berikut:

a.       Tri Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.      Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Reapublik Indonesia dan menjalankan Pancasila.
2.      Menolong sesama hidup dan ikut serta untuk membangun masyarakat.
3.      Menepati Dasa Dharma.
b.      Dasa Dharma Pramuka
1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.      Patriot yang sopan dan kesatria.
4.      Patuh dan suka bermusyawarah.
5.      Rela menolong dan tabah.
6.      Rajin tampil dan gembira.
7.      Hemat cermat dan bersahaja
8.      Disiplin berani dan setia.
9.       Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10.  Suci dalam pikiran dan perbuatan.
Demikian yang diajarkan dalam kepramukaan yang bertujuan guna menimbulkan dan menanamkan serta menjadikan bangsa khususnya para generasi muda sadar akan belanegara. Disamping itu, untuk membentuk jiwa belanegara di setiap individual bangsa Negara Indonesia agar terciptanya Negara yang makmur dan sentosa serta berkualitas bagus dan baik di tingkat Internasional serta memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi,berbudaya, serta beragama.
1.      Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hakekat taqwa ialah taat dengan segala perintahnya serta menjauhi segala larangannya. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: Artinya: ...” sesungguhnya orang yang paling taqwa diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.. “ (Al-Hujurat:13) Dalam hadist juga disebutkan: Artinya :” Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada dan iringilah (perbuatan) buruk yang telah kamu kerjakandengan (perbuatan) baik untuk menghapus (keburukan) dan pergaulillah orang lain dengan akhlak yang baik (HR.Ahmad Trimidzi)
2.      Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia
Firman Allah dalam Al-qur’an: Artinya:...” dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepada mu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Al-qoshos:77)
3.      Patriot yang Sopan dan Ksatria
Dalam Hadist Nabi, Artinya:..”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah sekali-kalibersembunyi (besendirian) dengan perempuan yang bukan muhrimnya karena pihak ketiga adalah syetan (HR.Ahmad)
4.      Patuh dan Suka Bermusyawarah
Artinya: dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan tuhannya dan mendirikan shalat sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka”. (Qs. As Syuro:38) Dalam ayat lain juga disebutkan Artinya:”.. dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu..” (Qs. Al Imron: 159)
5.      Rela menolong dan tabah
Firman Allah: Artinya:..” dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya amat berat siksa-Nya. (Qs. Al maidah:2)
6.      Rajin Trampil dan gembira
Hadist Nabi: Artinya: “Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beribadahlah kamu untuk akheratmu seakan-akan kamu akan mati besok.” (HR. Ibnu Asakir)
7.      Hemat Cermat dan bersahaja
Firman Allah SWT: Artinya: “.. dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. “Qs. Al An’am:141). Dalam ayat ini juga disebutkan: Artinya: “ Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara Syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya”. (QS. Al Isro)
8.      Displin Berani dan Setia
Dalam Hadist Nabi disebutkan: Artinya: “ katakannlah yang Haq Walaupun pahit” (HR. Ghofar Al Afghani)
9.      Bertanggung Jawab dan dapat Dipercaya
Artinya:” Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu..” (Qs. Al-Maidah:1)
10.  Suci Dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan
Firman Allah SWT: Artinya: ...” Sesungguhnya Pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabanny”. (QS. Al-Isro:36)

E.     Bentuk konkrit kegiatan pramuka dalam menanamkan nilai-nilai pancasila
Wujud nilai-nilai Pancasila yang  dapat dilihat melalui program-program yang dibentuk. Wujud nilai ketuhanan dapat dilihat dari diselengarakanya ekstrakulikuler yang mengandung nilai religi seperti murotal dan program-program menyambut hari besar keagamaan. Nilai kemanusiaan dapat dilihat dari usaha sekolah untuk melakukan kegiatan bakti masyarakat seperti membantu korban bencana alam dan lainya. Nilai persatuan dilakukan dengan cara merekatkan hubungan antara guru dengan sesama guru atau guru dengan murid. Nilai kerakyatan dapat dilihat dari kehidupan yang demokratis di lingkungan sekolah. Nilai keadilan dapat terlihat dari perlakuan sekolah yang ditujuakan kepada semua siswa tanpa memandang latar belakang keluarga, hal ini diharapkan akan menjadikan siswa merasa sama walapun memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda. Hal ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Widjaja (1995:66) bahwa “Pancasila sebagai Pandangan Hidup  Bangsa Indonesia terkandung nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan”. Sementara itu, wujud kegiatan Kepramukaan berupa kegiatan fisik dan non fisik. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan kepramukaan berlangsung dengan baik.  Hal ini dapat dilihat dari sikap anggota pramuka dimana setiap kegiatan diawali dengan berdoa, serta melakukan tindakan-tindakan yang  sesuai dengan ajaran agama atau menerapkan nilai ketuhanan, kondisi tersebut sesuai dengan TAP MPR nomor II/MPR/1978 tentang perwujudan pengamalan Pancasila yakni:
a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:
b) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing meurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
c) Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina
kerukunan hidup.
d) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya.
e) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Penerapan nilai kemanusiaan dapat dilihat ketika anggota Pramuka mimiliki sikap rela berkorban, hal ini dapat dilihat dari sikap kasih sayang terhadap teman berupa merapikan atribut serta berlaku ringan tangan terhadap teman. Prilaku tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni “Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna berlatih kerjasama. Mereka belajar merelakan kepentingan perseorangan demi kepentingan bersama (kelompok) bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.
Penerapan nilai persatuan tampak dari pola pembelajaran berkelompok serta tingkat antusisas anggota Pramuka ketika berkelompok. Prilaku tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni “Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna melatih dalam hal berorganisasi, gerak organisasi baik ke dalam maupun ke luar”.
Penerapan nilai kerakyatan dapat dilihat dari tingginya sikap demokrasi serta musyawarah oleh anggota Pramuka. Hal ini, sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni “Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna berlatih hidup demokratis seperti segala sesuatu dirundingkan secara bersama, dipecahkan bersama dan diputuskan bersama”.
Penerapan nilai keadilan dapat terlihat dari keterbukaan Pembina dalam membentuk  kelompok tanpa membeda-bedakan susunan, serta tingkat toleransi anggota Pramuka terhadap pendapat temanya. Sependapat dengan hal tersebut,  teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni: Kepramukaan pemuda merupakan tempat bagi pemuda guna melatih jiwa toleransi (berjiwa terbuka) seperti belajar menerima kenyataan, bahwa dalam menghadapi masalah banyak timbul perbedaan pendapat atau pertentangan, belajar menerima kritik dan belajar menguasai emosi. Kendala-kendala yang muncul dalam implementasi nilai-nilai Pancasila bersumber dari 2 faktor, yakni faktor individu dan lingkungan penunjang . Perbedaan tingkat kesadaran anggota Pramuka dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila serta faktor pendukung yakni keterbatasan Pembina yang aktif dalam mengikuti kegiatan latihan Pramuka.
 Solusi yang dilakukan guna mengatasi masalah kurangnya Pembina Pramuka adalah dengan cara sistem kaderisasi atau senioritas, sehingga anggota Pramuka mendapatkan sosok yang dapat dicontoh dan mendapatkan perhatian. Permasalahn kesadaran mahasiswa untuk penerapan nilai-nilai Pancasila dapat diatasi dengan pendekatan individu oleh Pembina, hal tersebut dirasa efektif untuk mengatasi permasalahan kesadaran mahasiswa.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari penjelasan makalah:
1.      Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas.
2.      Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
3.      Faktor-faktor pembentuk karakter yaitu keturunan, fisik/geografis, kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik.
4.      Mahasiswa Agroteknologi 2016 belum semuanya mencerminkan sila-sila pancasila di perkuliahan.
5.      Pramuka mempunyai peran dalam pembentukan karakter dan  tercantum sebagai gerakan pembentukan karakter pada UU no 12 tahun 2010.

B.     Saran
Ada pun saran dari makalah ini yaitu jikalau tidak mengikuti pramuka, maka ikutlah bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa dan/atau lembaga-lembaga yang ada di perkuliahan karena kebanyakan dari organisasi mendukung menumbuhkan karakter cerminan Pancasila.









DAFTAR PUSTAKA
Andri, Bob dan Sunardi, Boyman. Ragam Latihan Pramuka, Bandung: Nuansa Muda 2010
Depag RI. Panduan Gerakan Pramuka, Jakarta: Lima Karsa, 2003
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat. Pramuka Kader Pembangunan Bangsa, Bandung : CV. Ganjar Negara, 1998.
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka. Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan, Jakarta: KNGP, 1983
M. Abbas Amin dkk. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka, Bandung: Nuansa Muda, 2010.
Widjaja, H.A.W. 1995. Pedoman pelaksanaan pendidikan pancasila pada perguruan tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada




















Comments