- Get link
- X
- Other Apps
PENGARUH IKLIM PADA TANAMAN KOPI

Disusun oleh :
1.
INNAS
TRIYANINGSIH (1604020014)
2.
LUTFI
NUR KHASANAH (1604020017)
3.
VIRZA
CARMELITA (1604020019)
4.
BELMIRO
SATRIA N (1604020037)
5.
BINTANG
AKBAR HIDAYAT (1604020039)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Pengaruh Iklim
Terhadap Tanaman Kopi”. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai
sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak . Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak yang membaca.
Purwsokerto, 26
Mei 2017
Penyusun
BAB 1
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Perubahan iklim terjadi di berbagai
belahan dunia, sehingga menyebabkan perubahan pola curah hujan, kenaikan muka
air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadiaan iklim ekstrim berupa
banjirdan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang
dihadapi masyarakat dunia , termasuk Indonesia.
Permasalahan yang mempengaruhi
tingkat produksi tanaman adalah iklim dan cuaca yang saat ini tidak
beraturan.Kondisi ini mengakibatkan mutu hasil pertanian yang diperoleh kurang
memuaskan bahkan gagal dikarenakan tidak adanya pemahaman yang baik dalam
mempelajari karakteriktik iklim dan perubahan cuaca yang ekstrim akibat dari
pemanasan global yang terjadi.Pada dasarnya iklim dan cuaca mempunyai hubungan
yang saling terkait satu dengan lainnya. Analisis data iklim dan cuaca harus
secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem
yang selalu dapat berubah
Cuaca dan iklim merupakan
unsur penting yang dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan seperti; kelembapan, intensitas cahaya,
curah hujan dan temperatur suhu . Untuk menghasilkan produksi pertanian,
kita perlu mengamati segala sesuatu yang terjadi di sekitar lahan pertanian
untuk mengkontrol pertumbuhan suatu tumbuhan atau tanaman. Iklim adalah keadaan
cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya
tetap. Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara dan
radiasi matahari, selain keadaan tanah, sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan, produksi dan mutu hasil tanaman
Perubahan ruang dan waktu dalam
jangka waktu tertentu mempengaruhi iklim. Dalam skala waktu tertentu perubahan
iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu pula, baik harian, musiman,
tahunan, maupun siklus beberapa tahun. Aktivitas manusia menyebabkan pola iklim
berubah secara berkelanjutan, baik dalam skala global maupun skala lokal. .
Unsur-unsur iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban udara dan radiasi
matahari, selain keadaan tanah serta OPT(Organisme Pengganggu Tanaman), sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu hasil tanaman.
Kopi merupakan
salah satu diantara tiga minuman non alkoholik (kopi, teh, cokelat) yang
tersebar luas. Sudah beberapa abad lamanya, menjadi bahan perdagangan, karena
kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi
adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk
dapat hilang setelah minum kopi panas. Lebih-lebih orang yang sudah menjadi
pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tak dapat berpikir
(Purba dkk, 2012).
Pasar kopi dunia hampir dikuasai kopi arabika
dan lndonesia hanya menyumbang 10 persen. Sedangkan pangsa pasar kopi robusta
hanya 25 persen dan Indonesia menyumbang 90 persen dari jumlah tersebut. Di
Propinsi Sumatera Selatan kopi merupakan komoditi terbesar ketiga setelah karet
dan kelapa sawit, dengan luas areal sebesar 289.610 dan produksi sebesar
l3l.2l6 ton per tahun (Susilawati dan Robiartini, 2008).
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan san produktivitas tanaman. Berdasarkan gambaran iklim akan dapat
diidentifikasika tipe vegetasi yang tumbuh dilokasi tersebut. Pada kondisi tertentu pengaruh iklim terhadap
vegetasi yang tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh
tanah. Untuk mengetahui apakah tanaman atau mahluk hidup lainnya dapat hidup
sesuai pada iklim tertentu, diperlukan informasi iklim yang lebih rinci dari
beberapa dekade dengan nilai rata- rata bulanan dengan pola sebarannya
sepanjang tahun, sedangkan untuk menduga
keragaman tanaman diperlukan
informasi cuaca harian (Setiawan, 2009).
Berdasarkan perubahan iklim yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan terhadap tanaman kopi maka
penulis akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh iklim pada tanaman kopi.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengaruh iklim terhadap tanaman kopi?
2.
Iklim
apa saja kah yang paling berpengaruh pada tanaman kopi?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengaruh dari iklim terhadap tanaman kopi.
2.
Untuk
mengetahui iklim apa yang paling berpengaruh terhadap tanaman kopi.
3.
Untuk
lebih mengenal tentang tanaman kopi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian
Iklim
Iklim adalah suatu kondisi rata-rata
dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai
rata-rata parameter parameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim
muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang
terjadi di atmosfer bumi. Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor
produksi yang sangat sulit dikendalikan. Dalam praktik iklim adalah keadaan
rata-rata cuaca di suatu daerah yang luas dalam jangka waktu yang lama.Karena
iklim berlaku tetap, maka penelitian tentang iklim dilakukan dengan, iklim dan
cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai engan
kebutuhan,kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca
sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Pertanian adalah salah satu sektor
dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu
bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi. Bagian terbesar penduduk
dunia adalah bermata pencaharian dalam bidang – bidang pertanian dan pertanian
juga mencakup berbagai bidang,tetapi pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB
dunia.
Iklim merupakan salah satu faktor
pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan
sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu
daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang
pertanian sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan
laut atau perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak perubahan
iklim yang dapat dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan
kerentanan pangan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor
pertanian dalam menjaga keberlansungan produksi pangan.
Tidak hanya menjadi perhatian pada
forum internasional, perubahan iklim telah menjadi isu strategis nasional
berbagai negara dalam menghadapi fenomena tersebut. Seiring dengan semakin
berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat
sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan
awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para
petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
1.2
Tanaman
Kopi
Tanaman kopi digolongkan ke dalam
genus Coffea keluarga Rubiaceae. Genus Coffea memiliki lebih dari 100 anggota
spesies. Dari jumlah tersebut hanya tiga spesies yang dibudidayakan untuk
tujuan komersial, yakni Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea
liberica.
Tanaman ini adalah spesies tanaman
berbentuk pohon yang tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai
tinggi 12 meter. Tanaman ini memiliki beberapa jenis cabang reproduksi, cabang
primer, cabang sekunder, cabangkipas, cabang pecut, cabaang balik, dan cabang
air (Simanjutak, 2011).
Pada umumnya tanaman kopi hanya
dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak sebagai minuman. Namun di beberapa tempat
ada juga yang mengkonsumsi daunnya dengan cara diseduh seperti daun teh.
Pemanfaatan kayu pohon kopi sebagai bahan kontruksi dan mebel jarang
dilaporkan.
Sebagian besar biji kopi yang diperdagangkan secara global
dihasilkan dari tanaman Coffea arabica dan Coffea canephora dengan nama popular
kopi arabika dan kopi robusta. Sisanya dalam jumlah yang tidak signifikan
merupakan jenis Coffea liberica yang diperdagangkan dengan nama kopi liberika
dan kopi excelsa.1
1.3
Klasifikasi
tanaman
Upaya mengklasifikasikan tanaman
kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh Caspar Bauhin, seorang botanis asal
Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih komprehensif oleh Carl Linneus dalam
karyanya “Species Plantarum” pada tahun 1753. Tanaman kopi yang dikenal saat
itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan nama spesies Coffea arabica.
Kopi arabika merupakan jenis tanaman
kopi yang pertama kali dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran tinggi
Etiopia. Kemudian dibawa dan dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad ke-17
orang-orang Eropa membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar ke berbagai
belahan dunia, lihat sejarah kopi.
Kopi robusta baru ditemukan pada
tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent, seorang pedagang asal Perancis. Selain
di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga di daerah Sudan, Liberia dan Uganda.
Awalnya tanaman ini disebut sebagai spesies Coffea laurentii sesuai dengan
nama penemunya. Belakangan berdasarkan penamaan ilmiah terkini disebut
sebagai Coffea canephora var. Robusta.
Tidak ada catatan pasti kapan dan siapa yang menemukan kopi
liberika. Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Liberia. Selain di
Liberia diketahui juga tumbuh di hutan-hutan Burkina Faso, Pantai Gading,
Gabon, Gambia, Gana, Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun hingga Angola. Nama
ilmiah untuk kopi liberika adalah Coffea liberica var. Liberika.
Kopi excelsa ditemukan pada tahun
1905 oleh August Chevalier, seorang botanis asal Perancis. Awalnya jenis kopi
ini dinamakan Coffea excelsa, namun belakangan digolongkan sebagai salah satu
varietas liberika dengan nama Coffea liberica var. Dewevrei.
Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi yang dibudidayakan untuk tujuan
komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal dengan nama arabika.
Kedua, Coffea canephora dikenal dengan nama robusta. Ketiga, Coffea
liberica yang memiliki dua varietas yakni Coffea liberica var.
Liberica diperdagangkan dengan nama liberika dan Coffea liberica var.
Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.
1.4
Jenis-Jenis
tanaman kopi
Coffea arabica
Pohon kopi arabika berbentuk perdu, namun bila tidak dipangkas
ketinggiannya bisa mencapai 6 meter. Tanaman ini bisa ditanam di
bawah naungan pohon peneduh ataupun lahan terbuka. Pohon kopi arabika memiliki
perakaran yang dalam, bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kayu atau
tanaman lainnya.
Daun kopi arabika berukuran relatif kecil dibanding jenis kopi
lainnya, panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm. Tanaman bisa menyerbuk
sendiri, proses penyerbukan bisa terjadi diantara bungan yang terdapat dalam
satu pohon. Lamanya perkembangan buah sejak berbunga hingga siap panen berkisar
7-9 bulan. Buahnya berwarna merah ketika matang dan mudah rontok.
Tanaman kopi arabika hanya tumbuh dengan baik bila
dibudidayakan di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Idealnya
ditanaam pada ketinggian 1.200-1.950 meter. Suhu harian rata-rata yang dibutuhkan
tanaman kopi arabika berkisar 15-24°C dengan curah hujan 1.200-2.200 mm per tahun.
Coffea canephora var. Robusta
Pohon kopi robusta bisa tumbuh hingga 12 meter bila tidak
dipangkas. Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga membutuhkan
tanah yang subur. Daun kopi robusta cukup besar dengan panjang sekitar
20-35 cm dan lebar 8-15 cm.
Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang. Ukuran buahnya
lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18 mm. Waktu yang
diperlukan mulai dari berbunga hingga buah siap panen sekitar 9-11 bulan. Buah
yang telah matang tetap kuat menempel pada tangkainya.
Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang lebih rendah
dibanding arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut. Tanaman ini
membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36°C dengan curah
hujan 2.200-3.000 mm per tahun. Lihat juga artikel kopi robusta.
Coffea liberica var. Liberica
Pohon kopi liberika memiliki ukuran yang cukup besar, bila tidak
dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter. Ukuran buah kopi liberika paling
besar diantara kopi budidaya lainnya dengan diameter sekitar 18-30 mm. Hanya
saja rasio berat kering terhadap berat buah segarnya sangat rendah.
Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik pada ketinggian
kurang dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang tahan ditanam di
lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti lahan gambut.
Coffea liberica var. Dewevrei
Pohon kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan
liberika. Tidak banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini. Tanaman ini
bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah pada rentang ketinggian 0-700 meter
dari permukaan laut. Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan secara
terbatas.
Tanaman kopi bisa tumbuh baik pada
zone pada 20o lintang utara serta 20o lintang selatan. indonesia yang terdapat
pada 5o lintang utara hingga 10o lintang selatan mungkin untuk penanaman kopi
yang baik. beberapa besar perkebunan kopi di indonesia terdapat pada 0 - 10o
lintang selatan layaknya sumatera selatan, lampung, jawa, bali, serta sulawesi
selatan, dan beberapa kecil perkebunan kopi terdapat pada 0 – 5o lintang utara
layaknya aceh serta sumatera utara.
Perkembangan serta perubahan tanaman
kopi di pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. tiap-tiap type tanaman kopi
menginginkan lingkungan yang tidak sama. unsur-unsur iklim yang banyak punya
pengaruh pada budidaya kopi yaitu elevasi ( ketinggian area ), jenis curah
hujan, cahaya matahari, serta angin.
a.
elevasi
serta temperatur
Ketinggian
area tidak punya pengaruh segera pada perkembangan serta produksi tanaman kopi,
namun factor temperatur yang punya pengaruh pada perkembangan tanaman kopi.
dampak temperatur pada perkembangan serta produksi tanaman kopi terlebih
pembentukan bunga serta buah dan kepekaan pada serangan penyakit.
Biasanya,
tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian area dari permukaan
laut. temperatur serta elevasi saling terkait. tem-peratur rata-rata tahunan di
indonesia pada ketinggian permukaan laut lebih kurang 26o c, serta turun lebih
kurang 0, 6o c tiap-tiap ketinggian naik 100 m.
Tiap-tiap
type kopi menginginkan temperatur atau elevasi yang tidak sama. kopi arabika
bisa ditanam pada elevasi 500 – 2. 000 m, namun elevasi yang maksimal yaitu 800
– 1. 500 m dengan temperatur rata-rata tahunan 17 – 21o c. elevasi paling
rendah untuk kopi arabika ditentukan oleh ketahanan tanaman pada serangan
penyakit karat daun.
Sekarang
ini di indonesia belum banyak mempunyai type kopi arabika yang resisten pada
penyakit karat daun, hingga beberapa besar kopi arabika ditanam pada elevasi
diatas 800 m serta cuma sedikit yang ditanam pada elevasi 500 – 800 m. elevasi
paling tinggi untuk kopi arabika ditentukan oleh serangan embun upas ( frost )
yang kerap berlangsung pada elevasi diatas 1. 500 m.
Kopi
robusta bisa ditanam pada elevasi 0 – 1. 000 m, namun elevasi maksimal pada 400
– 800 m dengan temperatur rata-rata tahunan 21 – 24o c. semakin tinggi elevasi
semakin lambat perkembangan tanaman kopi, serta semakin lama periode
non-produktifnya. disamping itu, elevasi juga punya pengaruh pada ukuran biji.
pada elevasi yang lebih tinggi ukuran biji jadi semakin besar.
b. jenis curah hujan
Untuk
tanaman kopi, distribusi curah hujan lebih mutlak dari pada jumlah hujan per
tahun, tanaman kopi menginginkan periode agak kering sepanjang 3 bln. untuk
pembentukan primordia bunga, florasi, serta penyerbukan. periode kering ini
lebih mutlak untuk kopi robusta yang menyerbuk silang. namun kopi arabika lebih
toleran pada periode kering dikarenakan type kopi ini menyerbuk sendiri.
Tanaman
kopi tumbuh optimum di tempat dengan curah hujan 2. 000 – 3. 000 mm per th.,
dengan 3 bln. kering, namun memperoleh ”hujan kiriman” yang cukup. tanaman kopi
tetap tumbuh baik di tempat dengan curah hujan 1. 300 – 2. 000 mm per th.,
seandainya tanaman kopi diberi mulsa serta irigasi intensif.
Pada
akhir musim hujan, cabang-cabang primer mulai membuahkan kuncup bunga. semula
pada ketiak daun terlihat kuncup bunga berukuran kecil yang diselubungi oleh
sepasang daun penumpu. lantas, pada setiap kuncup tumbuh sebagian basic bunga
berwarna hijau yang setelah itu beralih jadi keputihan. kuncup sebagai calon
bunga ini untuk sebagian waktu beristirahat. kuncup bunga yang istirahat dapat
segera tumbuh sesudah turun ”hujan kiriman”. lantas, dapat jadi bunga dewasa
sesudah 7 – 8 hari. apabila hujan kiriman tidak datang, calon bunga tak lagi
tumbuh serta mekar jadi bunga dewasa hingga tanaman gagal berbuah. oleh
dikarenakan itu, apabila ”hujan kiriman” tidak datang, tanaman kopi kerap
diairi.
Bunga
kopi yang sudah mekar siap untuk diserbuki. pada waktu bunga mekar serta siap
untuk diserbuki menginginkan cuaca kering serta tidak hujan sepanjang 1bulan.
apabila berlangsung hujan pada waktu penyerbukan, maka tepung sari dapat
menggumpal serta bunga dapat rusak hingga gagal jadi buah.
Perkebunan
kopi di jawa beberapa besar ditanam pada tempat dengan jenis iklim c yang agak
kering, namun di sumatera beberapa besar perkebunan kopi ditanam pada tempat
dengan jenis iklim b yang agak basah. panen buah kopi pada tempat iklim b
relatif merata di banding dengan iklim c. perbedaan jenis curah hujan punya
pengaruh pada rendemen kopi. tanaman kopi yang ditanam di tempat yang lebih
kering membuahkan rendeman kopi lebih tinggi.
c. penyinaran
Tanaman
kopi tidak menginginkan cahaya matahari segera didalam jumlah yang banyak,
namun menginginkan cahaya matahari yang teratur. sengatan cahaya matahari
segera didalam jumlah banyak dapat menambah penguapan tanah serta daun tanaman
kopi, hingga mengganggu keseimbangan sistem fotosintesis terlebih pada musim
kemarau.
Cahaya
matahari juga punya pengaruh pada pembentukan kuncup bunga. cahaya matahari
yang cukup banyak dapat merangsang terbentuknya kuncup bunga. tanaman kopi yang
terkena cahaya matahari selama th. dengan terus-menerus maka tanaman tersebut
dapat membentuk bunga selama th.. mengakibatkan tanaman kopi dapat membuahkan
bunga melebihi kemampuannya hingga jumlah bunga yang sukses jadi buah sedikit,
disamping itu mutu buah kopi juga rendah.
Tanaman
kopi menginginkan cahaya matahari didalam jumlah banyak pada awal musim kemarau
atau akhir musim hujan dikarenakan pada waktu itu tanaman mulai membuahkan
kuncup bunga hingga butuh dirangsang oleh cahaya matahari.
Tanaman
kopi biasanya memerlukan pohon penaung. untuk mengatur cahaya matahari supaya
hingga pada tanaman kopi, dikerjakan dengan langkah mengatur pohon penaung.
tanaman penaung diatur supaya tanaman kopi dapat tumbuh pada area yang teduh
namun memperoleh cahaya matahari yang cukup.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap
jenis kopi memerlukan tinggi tempat dari permukaan laut dan temperatur yang
berbeda-beda. Untuk jenis arabica dapat hidup pada 1000-1700 m diatas permukaan
laut dengan suhu 16-200C. Jenis robusta dapat hidup pada 500-1000 m
diatas permukaan laut tetapi yang paling baik 800 m diatas permukaan laut
dengan suhu 200C. Pertanaman kopi arabica yang dekat dengan
permukaan laut banyak diserang penyakit karat daun, sedang ketinggian lebih
dari 2000 m sering diganggu embun upas. Jenis liberica dapat hidup baik
didaratan rendah. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kopi minimal dalam 1
tahun 1000-2000 mm, optimal 2000-3000 mm sedang di Indonesia curah hujan
terletak antara 2000-3000 mm. Kopi robusta menghendaki musim kemarau 3-4 bulan,
tetapi pada waktu itu harus sering ada hujan yang cukup.
Musim
kering dikehendaki maksimal 1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan
masa kering sesudah berbunga lebat sedapat mungkin tidak melebihi dua minggu.
Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih-lebih dimusim kemarau
, karena angin ini akan mempertinggi penguapan air di permukaan tanah dan juga
dapat mematahkan pohon pelindung, untuk mengurangi hal-hal tersebut ditepi-tepi
kebun ditanam pohon penahan angin. Tanah yang dikehendaki adalah yang mempunyi
solum yang cukup dalam gembur dengan bahan organik yang cukup, karenanya sangat
cocok ditanam pada tanah bekas hutan. Keasaman (pH) tanah 5,5-6,5 dengan air
tanah cukup dalam.
B.
Saran
Dari pembahasan
yang telah kelompok kami bahas tentang “pengaruh iklim terhadap tanaman kopi”
saran dari kelompok kami adalah sebelum penanaman kopi dilakukan. Hal pertama
yang terlebih dulu dilakukan adalah melihat jenis tanaman kopi yang akan kita
tanam, setelah kita lihat apakah cocok di tanam dengan suasana iklim di daerah
tersebut atau tidak. Sehingga hasil yang didapatkan adalah hasil produksi yang
baik.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment