LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN TEMPE
Lutfi Nur Khasanah
1604020017
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
ABSTRAK
Kedelai merupakan tanaman jenis
kacang-kacangan yang mudah kita jumpai. Banyak sekali macam-macam olahan kacang
kedelai. Olahan kacang kedelai yang sudah umum adalah tempe. Tempe merupakan
makanan tradisional kaya gizi yang berasal dari olahan kacang kedelai yang
difermentasi dengan bantuan jamur kapang Rhizopus Oryzae. Proses
pembuatan tempe diawali dengan merendam 500 gram kedelai selama 48jam. Kedelai
kemudian dipisahkan dari kulitnya lalu dilanjutkan ke proses perebusan hingga
kedelai terasa empuk. Kedelai kemudian ditiriskan lalu didiamkan hingga suhunya
mencapai suhu kamar. Selanjutnya, proses peragian dilakukan. Tempe yang baik
adalah tempe yang diselubungi oleh miselium. Tempe segar kemudian dikeringkan.
Proses ini diharapkan dapat meningkatkan masa simpan tempe dengan cara
mengurangi kadar air yang terdapat dalam tempe. Tempe yang telah dikeringkan
akan dilanjutkan ke tahap pengamatan dan pengujian seperti pengujian secara
organoleptik. Berdasarkan pengamatan yang diperoleh kebanyakan produk tempe
yang diproduksi diselubungi miselium, kompak , dan memiliki aroma khas tempe
kedelai.
Kata Kunci : Kacang Kedelai,
Fermentasi Tempe
PENDAHULUAN
Bioteknologi
adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan mikroorganisme
atau system hayati (enzim, sel, mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia)
untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Di dalam
bioteknologi dilakukan rekayasa organisme atau komponen organisme untuk menghasilkan
barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan manusia (Syamsuri 2004). Di
dalam materi bioteknologi dipelajari cara-cara pembuatan suatu produk untuk
meningkatkan nilai dari suatu barang. Salah satu contohnya yaitu pembuatan
tempe.
Fermentasi
merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama dari zaman
kuno. Ferrmentasi merupakan suatu cara untuk mengubah subtrat menjadi suatu
produk tertentu yang telah dikehendaki dengan menggunakan mikroba. Bioteknologi
berbasis fermentasi sebagian besar merupakan suatu proses produksi barang dan
jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme
untuk memproduksi makanan dan minuman seperti keju, yoghurt, minuman
beralkohol, cuka, acar, kecap, dan lain-lain (Nurcahyo, 2011)
Fermentasi
dibagi menjadi dua yaitu fermentasi konvensional dan fermentasi modern.
Fermentasi modern merupakan suatu fermentasi yang menggunakan bahan genetik.
Sedangkan fermentasi konvensional merupakan fermentasi yang menggunakan
mikroba. Produk fermentasi konvensional yaitu tempe, tape, roti dan lain-lain. Tempe merupakan produk fermentasi konvensional
yang menggunakan bahan kedelai yang difermentasi dengan jamur kapang. Produk
fermentasi menjadi alternatif bagi kesehatan, karena bahan pangan yang difermentasi
diubah dari susunan yang kompleks menjadi yang lebih sederhana sehingga akan
lebih mudah diserap oleh tubuh manusia.
Kata “Tempe”
berasal dari bahasa jawa kuno. Pada masyarakat jawa kuno terdapat makanan yang
berwarna putih yang terbuat dari tepung sagu yang biasa disebut dengan tumpi,
tumpi sendiri memiliki ciri yang sama seperti bentuk tempe. Adapun nama tempe
ini adalah muasal darimana kata tempe tersebut berasal.(PUSIDO Badan
Standardisasi Nasional, 2012).
Menurut Sukardi
(2008) tempe merupakan salah satu produk fermentasi kedelai yang sudah cukup
dikenal sebagai makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Tempe mengandung
vitamin B12 yang biasanya terdapat dalam daging dan juga merupakan sumber
protein nabati selain sebagai sumber kalori, vitamin dan mineral.
Tempa umumnya
dibuat secara tradisional dan merupakan sumber protein nabati. Tempe mengandung
berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat
dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah
dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang
tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana yang mudah dicerna oleh tubuh (Kasmidjo,2004).
Produk tempe
terbuat dari biji kedelai yang telah difermentasi dengan menggunakan ragi
tempe. Lewat proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian
menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga akan lebih mudah dicerna oleh
tubuh.
Menurut Haliza
(2007) secara umum tempe dibuat dari bahan baku kedelai. Sekitar 80% kedelai
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri pembuatan tempe sisanya
digunakan oleh berbagai macam industri seperti kecap, susu, dan sebagainya.
Tempe yang
dibuat dari olahan kedelai dengan menggunakan fermentasi jamur kapang Rhizopus.
Kapang yang sering digunakan dalam pembuatan tempe ialah Rhizopus oryzae
dan Rhizopus microsporus. Kedua jenis kapang ini mempunyai aktivitas
enzim β-glukosidase berbeda. Aktivitas enzim β-glukosidase Rhizopus
microsporus Var.Chinensis lebih kuat dari pada Rhizopus oryzae
(Purwoko et.al.,2001 dalam bahasa Purwoko, 2004).
Proses
pembuatan tempe dapat dibilang membutuhkan waktu yang cukup lma. Sehingga
diperoleh hasil tempe, waktu yang dibutuhkan yaitu minimal 24 jam dan waktu
maksimalnya sekitar 72 jam. Lamanya proses pembuatan tempe karena harus
melewati proses fermentasi. Fermentasi yang berlangsung baik dan cepat bila
dibantu dengan kondisi suhu yang optimal , dengan jumlah ragi yang tepat dan pH
keasaman (+4-5) (Lumowo, 2014)
Ragi tempe
merupakan bahan penunjang utama dalam proses produksi tempe, oleh karena itu
dalam pembuatan ragi harus menggunakan bahan yang berkualitas bagus, seperti
halnya bahan utamanya adalah “bibit jamur tempe” yang telah diproduksi secara
pabrikasi, kemudian bahan penunjangnya seperti tepung beras, tepung jagung,
tepung tapioka dan tepung-tepung lain yang memungkinkan. Bibit jamur tempe
tersebut sebagai bahan baku ragi tempe merupakan sediaan mikroorganisme hidup
yang diperlukan di dalam proses fermentasi atau peragian produk tempe. Biasanya
jamur tempe atau yang disebut ragi tempe merupakan jenis kapang atau jamur Rhizopus
sp yang bisa membentuk benang-benang halus (Andarwulan, 2009).
Dalam hal ini waktu
fermentasi yang dihasilkan menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih lunak ,
hal ini dikarenakan terurainya protein yang terkandung dalam kedelai yang
menjadi lebih sederhana. Sehingga hasil bahan pangan tersebut akan lebih mudah
untuk dicerna oleh tubuh dan ini lebih baik dibandingkan dengan jenis produk
pangan kedelai yang tidak difermentasi. Selama proses fermentasi kedelai
menjadi tempe dihasilkan pula antibiotik yang akan mencegah penyakit perut
seperti diare.
Adapun faktor
penentu keberhasilan dalam pembuatan tempe yaitu pada proses pencucian dan pengupasan kulit ari kedelainnya dan hal
ini menjadi faktor yang benar-benar harus diperhatikan. Proses pembuatan tempe
merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus sp pada media kedelai. Menurut
Purwoko (2004) adapun manfaat dari tempe yaitu: mengandung serat yang tinggi,
pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yang
memicu timbulnya gejala flatulensi, mengandung 8 asam amino esensial dan asam
lemak tidak jenuh, sumber antioksidan yang terkandung dalam tempe mengandung
isoflavon aglikon sebagai pencegah kanker danl ain sebagainya. Tempe sendiri
termasuk ke dalam makanan yang bergizi karena diolah dari proses fermentasi sehingga
mudah dicerna oleh.
METODE
PRAKTIKUM
a.
Tempat
dan Waktu
Penelitian
ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 1 maret 2019 di Laboratorium Mikrobiologi
Gedung F lantai 3 Universitas Muhammadiyah Purwokerto
b.
Materi
Praktikum
Alat:
Baskom, panci,
pengaduk kayu, saringan, kompor, nampan/toples plastik, karet gelang, bunsen,
label, spirtus, korek api,timbangan.
Bahan:
Kantong
plastik, kacang kedelai 500 gram, ragi 0,5 gram, daun pisang, air.
c.
Prosedur
Menyiapkan alat
dan bahan, mensortir kedelai dan memisahkan dari kotorannya sampai bersih,
mencuci kedelai hingga bersih,memanaskan air dan memasukkan kedelai yang sudah
dicuci, merebus kedelai sekitar 15 menit (tidak terlalu matang), setelah 15
menit mendiamkan kedelai didalam air rebusan selama semalaman agar kedelai
menjadi asam dan kulit arinya mudah lepas, mencuci keping kedelai sampai bersih
dengan cara yang sama seperti mencuci beras dan membuang kulit arinya,
memasukkan keping kedelai ke dalam panci (ditanak seperti menanak nasi),
menghamparkan tipis-tipis kedelai yang matang diatas nampan sampai dingin,
menunggu keping kedelai agak mengering, menambahkan ragi dengan cara
menaburkannya secara rata, kemudian mencampur dengan cara diaduk secara merata,
membungkus kedelai menggunakan daun pisang dan menggunakan plastik (diberi lubang
udara dengan cara ditusuk-tusuk tetapi jangan terlalu banyak), setelah selesai
membungkus, kemudian menutup tempe dengan daun dan meletakkannya dengan posisi
berdiri, meletakkan tempe yang telah dibungkus plastik pada nampan plastik,
melakukan pemeraman selama 2 hari, setelah 2 hari melakukan uji organoleptik
pada tempe, mengisi tabel pengamatan sesuai dengan penilaian yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
|
Kelompok
|
Dibungkus Plastik
|
Dibungkus Daun
|
1
|
Kelompok
1
|
Jumlah
keseluruhan (2)
1. Berhasil
Kurang
kompak, berwarna putih, aroma
tidak sedap, rasa tidak enak.
2.
Tidak berhasil
Tidak kompak, berwarna
putih, aroma tidak sedap, rasa tidak enak
|
Jumlah keseluruhan (10)
Berhasil semua ditandai dengan tekstur yang
kompak, berwarna putih, beraroma khas kedelai, rasanya enak.
|
2
|
Kelompok 2
|
Jumlah keseluruhan (2)
1.
Berhasil (1)
Kurang kompak, berwarna
putih, beraroma khas tempe, rasanya enak.
2.
Berhasil (2)
Kurang kompak, berwarna
cream, beraroma tidak sedap, rasanya tidak enak.
|
Jumlah keseluruhan (11)
1.
Berhasil (8)
Kompak, berwarna putih,
beraroma khas tempe, rasa enak
2.
Berhasil (3)
Kurang kompak, berwarna
putih, beraroma khas tempe, rasa enak
|
3
|
Kelompok 3
|
Jumlah keseluruhan (2)
1.
Berhasil (2)
Kurang kompak, berwarna
putih, beraroma khas tempe, rasanya tidak enak.
|
Jumlah keseluruhan (9)
1.
Kekompakan
-
Kompak (8)
-
Kurang kompak (1)
2.
Rasa
-
Enak (8)
-
Tidak enak (1)
3.
Warna
-
Putih (9)
4.
Aroma
-
Khas tempe (7)
-
Tidak sedap (2)
|
4
|
Kelompok 4
|
Jumlah keseluruhan (2)
1.
Tidak berhasil (2)
Kurang kompak, berwarna
putih, aroma tidak sedap, rasa tidak enak.
|
Jumlah keseluruhan (10)
1.
Kekompakan
-
Kompak (7)
-
Kurang kompak (3)
2.
Rasa
-
Enak (4)
-
Tidak enak (6)
3.
Warna
-
Putih (3)
-
Putih keabuan (7)
4.
Aroma
-
Khas tempe (3)
-
Tidak sedap (7)
|
5
|
Kelompok 5
|
Jumlah keseluruhan (2)
1.
Berhasil (2)
Kurang kompak, berwarna
putih, aroma sangit (kurang sedap), rasa tidak enak
|
Jumlah keseluruhan (5)
1.
Berhasil (1)
Kompak, berwarna putih,
aroma sangit, tidak sedap, rasa tidak enak.
2.
Berhasil (4)
Kurang kompak, aroma
sangit, tidak sedap, rasa tidak enak.
|
6
|
Kelompok 6
|
Jumlah keseluruhan (2)
1.
Berhasil (2)
Miselium kompak (1), dan
miselium tidak kompak (1). Beraroma khas tempe, berwarna putih, rasa tidak
enak (1), rasa tidak enak (1)
|
Jumlah keseluruhan (5)
1.
Kekompakan
-
Kompak (3)
-
Tidak kompak (2)
2.
Rasa
-
Enak (4)
-
Tidak enak (1)
3.
Warna
-
Putih (5)
4.
Aroma
-
Khas tempe (4)
-
Amoniak (1)
|
7
|
Kelompok 7
|
Jumlah keseluruhan (2)
Kurang kompak, aroma khas tempe, berwarna putih,
rasanya enak
|
Jumlah keseluruhan (4)
1.
Kekompakan
-
Kompak (2)
-
Kurang kompak (2)
2.
Rasa
-
Enak (2)
-
Tidak enak (2)
3.
Warna
-
Putih (4)
4.
Aroma
-
Khas tempe (2)
-
Tidak sedap (2)
|
Pada praktikum
ini melakukan acara pembuatan tempe. Tempe merupakan makanan yang terbuat dari
biji kedelai atau beberapa bahan lain yang melalui proses fermentasi. Lewat
proses fermentasi ini, biji kedelai mengalami proses penguraian menjadi senyawa
yang lebih sederhana sehingga akan lebih mudah dicerna oleh tubuh. Pembuatan
tempe pada praktikum kali ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap sesuai
prosedur kerja. Adapun dalam prosedur tersebut kedelai yang sudah diberi ragi
lalu dibungkus dengan daun pisang dan plastik. Pada pembungkusan dengan
menggunakan plastik harus diberi lubang. Pemberian lubang pada plastik
pembungkus tempe bertujuan untuk menyediakan kebutuhan oksigen untuk membantu
proses fermentasinya. Tetapi, catatan yang harus diingat yaitu jangan terlalu
banyak dalam pemberian lubang udarannya, karena dapat menyebabkan kegagalan
pada proses fermentasi tersebut berlangsung. Proses kegagalan tersebut dapat
disebabkan oleh bakteri kontaminan pada sekitar lingkungan.
Kemudian setelah selesai membungkus,
tempe tersebut ditutup dengan menggunakan daun pisang atau bisa juga dengan
menggunakan kertas koran. Dan cara meletakkan tempenya pun harus dalam keadaan
berdiri. Hal tersebut bertujuan untuk agar dapat mempercepat proses
fermentasniya. Karena, apabila meletakkan tempenya dengan cara yang lain atau
dengan cara tumpang tindih dapat menghambat oksigen masuk. Sehingga proses
fermentasinya akan lebih berlangsung lebih lama.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, setelah proses fermentasi, maka diketahui bahwa secara umum dapat
dikatakan praktikum pembuatan tempe ini berhasil. Karena dari dua perlakuan
yang ada yaitu pembungkusan tempe dengan menggunakan daun pisang dan plastik
hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda.
Pada praktikum ini dibagi menjadi 7 kelompok, dan hasil pengamatannya
pun tidak begitu jauh.
KESIMPULAN
Tempe merupakan
makanan yang berasal dari kacang kedelai yang dibuat dengan proses fermentasi
dengan menggunakan bantuan dari jamur kapang yaitu rhizopus oryzae. Proses
pembuatan tempe membutuhkan waktu yang agak lama, waktu minimalnya yaitu selama
24 jam bahkan sampai dengan 72 jam atau 48 jam (sekitar dua hari)
Dalam proses fermentasi tersebut
yang dapat menyebabkan tekstur kedelainya menjadi lunak. Dari hasil pengamatan
semua kelompok dapat dikatakan berhasil, dan hampir semuanya memiliki tekstur
yang kompak, tetapi ada beberapa dari kelompok yang mempunyai tektur kurang kompak. Hal
tersebut terjadi dikarenakan pencampuran raginya yang belum rata sehingga
hasilnya kurang kompak.
Daftar Pustaka
Andarwulan,
N Kusnandar, F. Dan Herawati, D. 2009. Analisis Pangan. Jakarta:Dian
Rakyat
Darajat,
Duta Pakerti dkk. 2014. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Influence of Fermentation
time and Proportion of Dextrin to the Quality of Milk Tempeh
Powder. Vol.2 No 1
Haliza,
Winda.2007.Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. Pemanfaatan Kacang
kacangan Lokal Sebagai Substitusi Bahan Baku Tempedan Tahu. Vol.3
Kasmidjo,
R.B.2004. Mikrobiologi dan kimia Pengolahan serta Pemanfaatannya.
Yogyakarta:PAU Pangan dan Gizi UGM
Maryanto.Heri.2018.
Petunjuk Praktikum Bioteknologi.Purwokerto.UMP
Lumowo.Sonja
V.T. 2014. Jurnal Edubio Tropika. Pengaruh Perendaman Biji Kedelai
(Gliycine Max, L.Merr) Dalam Media Perasan Kulit Nanas (Ananas
Comosus Linn
Merrii) Terhadap Kadar Protein Pada Pembuatan Tempe Vol 2 No 2.
Nurcahyo.
Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta:UNY
PUSIDO
Badan Standardisasi Nasional. 2012. Tempe Persembahan Indonesia Untuk Dunia.
Jakarta:BSN
Purwoko,
Thajhadi. 2004. Kandungan Isoflavon Aglikan pada Tempe. Vol 6 No 2.
Sukardi,
dkk. 2008. Jurnal Teknologi Pertanian. Tempe Inoculum Appliction Test of
Rhizopus Oryzae With Rice and Cassava Flavor. Kadya Malang Vol 9 No.3.
Syamsuri
I. 2004. Biologi SMA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kami menyediakan Tenda untuk berbagai jenis acara outdor diantaranya :
ReplyDelete*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
Tenda Roder sendiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegant karna bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari ataupun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara pesta
-Acara pesta malam
-Acara Event dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnavil
biasanya memiliki kegunaan untuk:
-Bilik desinfektan
-Event outdor
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
Untuk infirmasi lebih lanjut anda bia menghubungi 081316140397 RAHMA.
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci Tangerang.
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://id.pinterest.com/tangerang0290/
https://twitter.com/TangerangRoder
https://www.instagram.com/tendarodertangerang1/
https://sites.google.com/d/13ngcAypBp3gn-PdcA7XaRjpYZH8Cu3kM/p/1THW6hgDfmbFrFrMj9qbjdbOh4Fg7_